Asal Usul ASWAJA atau Ahlussunnah wal Jamaah
Ketika kita
mencari tau tentang Ahlus sunnah wal Jamaah, pasti intinya akan berujung kepada
sebuah paham bahwa ahlussunnah adalah
kelompok Asya’irah (nama golongan pengikut Asy’ari) dan Maturidiyah
(nama kelompok golongan maturidzi), seperti apa yang di sampaikan ulama seperti
Ibnu hajar al-Haitami dan az-Zabidi dalam kitab It-hafu Sadatil Muttaqin-nya
إذا اطلق اهل السنة هم أشاعرة والماتريدية
Ketika diucapkan Ahlussunnah maka mereka adalah
kelompok Asy’ari dan Maturidzi.
Yang menjadi
pertanyaan sekarang kenapa hanya Asya’irah dan maturidziyah yang mendapat label
Ahlussunnah? Kalau memang hanya mereka, lalu bagaimana dengan status
ulama-ulama yang hidup sebelum zaman Asya’irah
dan Maturidiyah?, ada baiknya jika kita liahat sejarah awal.
Perlu diketahui
bahwa sebenarnya ajaran ahlussunnah sendiri adalah apa yang telah
disampaikan oleh Rasulullah kepada para
Shahabat, setelah itu para Shahabat menyampaikan semua yang mereka dapatkan
dari Rasul secara keseluruhan kepada penerusnya yaitu tabi’in, kemudian kepada
tabi’it tabi’in, meskipun saat itu masih belum dinamakan kelompok Ahlussunnah
wal Jamaah karna memang saat itu islam masih satu.
Kemudian
muncullah beberapa sempalan Aqidah atau keyakinan yang berbeda dan menyalahi
ummat islam kebanyakan dari kalangan Shahabat, Tabi’in, dan Tabi’it Tabi’in.
Munculnya sempalan atau sekte tersebut tidak lain karna penafsiran yang berbeda
pada apa yang telah disampaikan Rasulullah, mereka mengambil satu nash dari
al-Qur’an atau Hadits dan meninggalkan nash yang lain, sehingga apa yang mereka
pahami tidak sama dengan apa yang para Shahabat pahami dari Rasul.
Sempalan pertama
terjadi di masa kekhalifahan sayyidina Ali Ra. Ada dua saat itu, Khawarij dan
Rafidlah (Syiah) kemudian setelahnya muncul beberapa sekte-sekte dalam islam.
Sayyidina Ali dan Sayyidina Abdullah bin Abbas maju untuk meredakan dua
sempalan tersebut dengan mendebat mereka.
Kemudian
setelahnya muncullah beberapa sekte, diantaranya : Murji’ah, Muktazilah, Qadariyah,
Jabariyah, Jahmiyah, Hasyawiyah. Namun yang paling menonjol saat itu
adalah Muktazilah, karena mereka
menunggangi penguasa sebagai penyebar paham mereka, dan penyebaran paham yang
menggunakan nalar pikiran sangat nyaman diperbincangkan oleh semua kalangan.
Baca juga: Profil Singkat Imam al-Asy'ari
Sebelum
kemunculan Imam Asy’ari para ulama yang membawa ajaran Rasul disebut
al-Mutsbitun, kemudian muncullah Imam Asy’ari sebagai pribadi yang tumbuh dalam
didikan pemimpin Muktazilah, berbalik membasmi Muktazilah dan menolong ajaran Ahlussunnah.
Beliau berdakwah
membasmi Muktazilah di Negri Bashrah,dengan menggunakan metode yang sama dengan
Muktazilah yaitu menjadikan pikiran sebagai hakim, namun Imam Asy’ari hanya
menggunakan akal fikiran untuk membantu dan memperkuat dalil Naqli (al-Qur’an
dan al-Hadits) tidak seperti muktazilah yang mengedepankan akal dari pada nash
ketika terjadi pertentangan antara keduanya,Dan metode Imam Asy’ari terbukti
ampuh untuk membasmi aqidah Muktazilah sampai ke akar-akarnya.
Di tempat yang
berbeda ada Imam Maturidzi meneruskan apa yang di bawa oleh Imam Hanafi dalam
Fiqh al-Akbarnya, beliau berjuang mendebat sekte-sekte menyimpang dengan Aqidah
Ahlussunnah di Negri Samarkand Uzbekistan.karena mereka berdua terbukti bisa
membasmi aliran Muktazilah, maka sekarang Ahlussunnah dinisbatkan kepada Asya’irah
dan maturidziyah.
demikian sekelumit tentang Asal Usul ASWAJA atau Ahlussunnah wal Jamaah, semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca terutama penulis sendiri.
Mustofa Al-Hasany
ConversionConversion EmoticonEmoticon