Di Manakah Allah? Dalil bahwa Allah tidak membutuhkan tempat

Di Manakah Allah? Dalil bahwa Allah tidak membutuhkan tempat

Di Manakah Allah? Dalil bahwa Allah tidak membutuhkan tempat

Sayyidina Ali RA berkata:

كان الله ولا مكان وهوالان على ما كان بلا مكان

Allah ada sebelum adanya tempat, dan sekarang Allah tetap seperti sedia kala, tanpa tempat.

Dalam paham Aqidah Ahlussunnah wal jamaah, yang tertuang dalam sifat wajib Allah yang ke-5 (Qiyamuhu binafsihi), Allah tidak butuh pada apapun bahkan tempat untuk ditempati, betapa buruk bagi orang-orang yang menyifati Allah dengan bertempat, sedangkan Allah adalah al-Ghani, Dzat yang maha kaya dan tidak butuh pada selainnya, apalagi hanya sekedar tempat yang hanya sekedar makhluk dan ciptaan Allah.

Dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang jika dimaknai secara dzahir maka akan mengindikasikan bahwa Allah mempunyai tempat. Seperti dala ayat:

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (5) [طه/5]

Artinya: Allah beristiwa atas ‘arsy.

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (4) [الحديد/4]

Artinya: dan Allah bersama kalian di manapun kalian berada, Allah maha melihat terhadap apa yang kalian kerjakan.

وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99) [الصافات/99]

Artinya: dan Ibrahim berkata aku pergi kepada tuhanku Ia akan memberiku petunjuk.


Ayat-ayat di atas jika diartikan secara dzahir, akan memberikan pengertian bahwa Allah ada di mana-mana. Dan tidak bisa dipaham bahwa Allah berada di langit dan bersemayam diatas ‘Arasy, karana akan bertentangannya ayat yang satu dengan yang lain.

Sedangkan kita tahu bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang satu dengan yang lain akan saling menguatkan dan tidak mungkin tumpang tindih sehingga yang satu lebih kuat dari yang lain. Allah berfirman dalam al-Qur’an:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا (82) [النساء/82]

Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

Maka dari itu tidak boleh bagi kita untuk sembrono mengartikan al-Qur’an sekenanya,apalagi ayat yang menjelaskan tentang Dzat Allah, tanpa ada rambu-rambu dan arahan dari Ulama yang sudah pakar tentang ilmu-ilmu yang berkenaan untuk memahami al-Qur’an, dan pemahaman mereka sudah bisa kita temukan dalam kitab-kitab tafsir.

Menurut Ulama perlu melakukan penta’wilan dalam memahami ayat-ayat yang berkenaan dengan Dzat Allah, agar tidak terjerumus pada kesesatan.

Para ulama pun memberikan dua opsi dalam memahami ayat-ayat tersebut, yaitu Takwil dan Tafwidh, Karna keduanya yang telah diajarkan oleh para shahabat, Tabiin dan para ulama salaf dan khalaf.

juga, jika kita menetapkan bahwa Allah bertempat, maka kita telah menisbatkan sifat yang tidak pantas kepada Allah, karna sebagaimana perkataan Sayyidina Ali RA di atas, Bahwa Sebelumnya Allah memang tidak butuh tempat, begitupun setelah Allah menciptakan tempat.


Jika sudah jelas dalil-dalil nash seperti keterangan di atas, apakah masih hendak mengatakan bahwa Allah di langit? Dan bersemayam di atas Arasy?
Previous
Next Post »