Bacaan Shalawat Nariyah (Tafrijiyah, Taziyah, atau Kamilah) Arab Latin Terjemah, Biografi Penyusun dan Sanadnya

Bacaan Shalawat

Bacaan Shalawat Nariyah (Tafrijiyah, Taziyah, atau Kamilah)  Arab Latin Terjemah, Biografi Penyusun dan Sanadnya

Bacaan shalawat Nariyah

Shalawat nariyah adalah shalawat yang tak asing lagi dikalangan ummat Islam, shalawat nariyah menjadi bacaan yang sangat populer dikalangan muslimin. Di kampung-kampung setiap selesai adzan dan sambil menunggu sholat berjamaah maka orang-orang akan membaca shalawat nariyah sebagai puiji-pujian dan madah kepada nabi.

Ini dia bacaan shalawat nariyah:

اَللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامَّاعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِىْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ 

ALLAAHUMMA SHALLI SHALAATAN KAAMILATAN WASALLIM SALAAMAAN TAAMMAN 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN AL-LADZII TANHALLU BIHI AL-‘UQADU WATANFARIJU BIHI AL-KURABU WATUQDLAA BIHI AL-HAWAAIJU WATUNAALU BIHI AR-RAGHAAIBU WAHUSNU AL-KHAWAATIMI WAYUSTASQA AL-GHAMAAMU BIWAJHIHI AL-KARIIMI WA'ALAA AALIHII WASHAHBIHII FII KULLI LAMHATIN WANAFASIN BI'ADADI KULLI MA'LUUMIN LAKA.

 Artinya : Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.

Keutamaan Shalawat

Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan : Rasulullah SAW bersabda : "Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain) : Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah SWT akan mengijabahi 100 kali hajatnya ; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia.."

Dan hadits Rasulullah SAW yang mengatakan ; Perbanyaklah shahawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab An-Nuzhah yang dikutib juga dalam Khozinatul Asror

Tuduhan Syirik dan Bid’ah
Jika ada yang mengatakan bahwa shalawat nariyah mengandung unsur kesyirikan, maka yang mengatakan hal tersebut tak lain adalah wahabi. Dan tidak perlu dipermasalahkan, karna bagaimanapun kita menjawab dengan dalil-dalil kita. Tak akan pernah menemukan kata sepakat dengan wahabi, karna memang dari pendapat berbeda yang tak pernah bisa disatukan.
Berikut tuduhan wahabi:
تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ 

Rincian Kalimat: 
تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ 
Artinya : "Segala ikatan dan kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ
Artinya : "Segala bencana bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ
Artinya : "Segala kebutuhan bisa terkabulkan karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Artinya : "Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
Menurut Wahabi keempat kata tersebut mengandung kesyirikan, karna mengandung kata yang seakan menyanjung nabi terlalu berlebihan. Menurut Ahlussunnah tidak masalah karna kata-kata diatas sama halnya tawassul, istighatsah, dan meminta syafaat kepada Nabi, yang mana kita berdoa kepada Allah dengan menyebut nama nabi serta kekasihnya.
Semua ummat Islam tahu bahwa hanya Allahlah yang memberi manfaat dan yang memberi mudlarrat, yang menghidupkan dan mematikan, yang memberi kesenangan dan kesusahan, dengan tetap berkeyakinan seperti itu tak ada yang namanya syirik.
Mengenai fitnah Bid’ah wahabi, bukan hanya masalah ini saja mereka menyerang Ahlussunnah sebagai pelaku bid’ah, bahkan pada masalah-masalah lain seperti peringatan maulud, ziarah kubur, meminta doa kepada orang shaleh (bertabarruk),bahkan dalam masalah dzikir berjamaah dan hal-hal furu’ yang sudah diperbolehkan Ulama’ Islam sejak dari zaman shahabat sasmpai zaman sekarang, mereka mengaku hanya merekalah yang benar, dan tanpa merujuk pada karangan Ulama-ulama klasik tentang apa yang sudah dilakukan Ulama dan apa yang ditinggalkan.
Pengarang Shalawat Nariyah
Shalawat ini juga dikenal denagn sebutan “shalawat Tafrijiyah”, yang berarti melapangkan kesulitan. Sebagian ulama menamakannya dengan shalawat Taziyah lantaran dinisbatkan kepada penyusun shalawat tersebut, yaitu Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy. Sebagian lainnya menamakannya shalawat Kamilah, artinya yang sempurna, penamaan ini dikutip dari redaksi shalawat itu sendiri.
          
Oleh menduduk Maghrib (Maroko) shalawat ini juga dikenal Shalawat Nariyah yang berarti api karena sifatnya yang mustajab. Lantaran apabila mereka ingin mendapatkan kesuksesan hajat dan terhindar dari bahaya, kemudian mereka berkumpul di satu majelis membaca shalawat tersebut bersama-sama sebanyak 4444 kali, maka mereka mendapatkan apa yang mereka niatkan, segala hajat akan terkabul dengan cepat seperti cepatnya kobaran api yang membakar jerami. [Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkarh. 179.]

Baca juga: Sayyidul Istighfar
         
Yang lebih utama hitungan 4444 kali shalawat Tafrijiyyah dibaca oleh satu orang dalam satu waktu. Namun apabila terasa berat, jumlah 4444 kali itu bisa juga dibaca secara bersama, dengan dibagi setiap orang mendapat jatah sekian.

Mengenai shalawat ini, Imam al-Qurthubiy menuturkan bahwa siapa saja yang membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahannya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudahkan segala urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rizkinya, membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan lain-lain. (Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat (Beirut: Dar al-Fikr  2004) h. 159.)
          
Ahlul Asrar menamakan shalawat Tafrijiyyah dengan nama Miftah al-Kanzi al-Muhitl linaili muaradi al-Abid”

(kunci perbendaharaan samudera untuk menggapai tujuan hamba). Imam as-Sanusiy berkata: “Siapa saja yang melazimi membaca shalawat Tafrijiyyah setiap hari sebanyak 11 kali, maka seakan-akan rizki dari langit turun kepadanya dan rizki dari bumi tumbuh untuknya.”
          
Imam ad-Dinawariy mengatakan: ”Siapa saja yang lazim membacanya 11 kali setiap selesai shalat dan dijadikan wiridan, maka rizkinya tidak akan pernah putus. Siapa saja yang menetapi untuk membacanya setiap selesai shalat shubuh sebanyak 41 kali, maka segala hajatnya akan diijabahi. Siapa saja yang menetapi untuk membacanya setiap hari 100 kali, maka akan mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan segala hal melebihi apa yang ia sangka. Siapa saja yang menetapi untuk membacanya setiap hari sebanyak 313, maka Allah akan membukakan baginya tabir segala rahasia. Siapa saja menetapi untuk membacanya 1000 kali, maka Allah akan memberikan sesuatu yang tidak bisa disifati oleh manusia, belum pernah terlihat mata manusia, belum pernah terdengar telinga mnusia, dan belum terlintas dalam fikiran manusia. (Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkarh. 179; Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy,Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat(Beirut: Dar al-Fikr  2004) h. 160.)

Baca juga: Doa setelah Wudlu
                
Pengarang kitab Sirrul Asrar mengatakan “Fadhilah shalawat Nariyah atau shalawat kamilah yang disebutkan di atas akan didapatkan dengan syarat mudawamah (konsisten) membacanya.” (Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkarh. 182.)

Biografi Imam Ibrahim al-Taziy

Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy seorang ahli tasawuf, muhaddits dan faqih yang masyhur. Beliau wafat pada tanggal 9 Sya’ban tahun 866 H.(Syaikh Ahmad Baba al-Tanbaktiy,Nail al-Ibtihaj Bi Tathriz al-Dibaj vol. 1 (Cairo: Maktabah al-Tsaqafah al-Islamiyah 2004) h. 51.)

Tokoh karismatik ini berjasa besar dan mempunyai peran penting dalam mendakwahkan ajaran Islam di kota Wahran, Maroco. Nama lengkap beliau adalah Imam Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Malik Ibn Abdullah Ibn Ahmad Ibn Isa al-Ridha Ibn Musa al-Murtadha Ibn Abdullah Ibn Abi Ja’far al-Shadiq Ibn Muhammad al-Nathiq Ibn Ali Zainal Abidin Ibn Abdullah Ibn Hamzah Ibn Idris Ibn Abdullah al-Kamil Ibn al-Hasan al-Mutsanna Ibn Hasan al-Sibt Ibn Ali Ibn Abi Thalib.[Syaikh Ibn Sha’ad al-Tilimsaniy, al-Najm al-Tsaqib Fi Ma Li Auliya Allah Min al-Mafahir Wa al-Manaqib, (al-Rabath: al-Hizanah al-Ammah)]
Penisbahan at-Taziy lantaran beliau dilahirkan di kota Taza, Maroko yang masyhur dengan kehidupan orang shalih. Di kota tersebut beliau mempelajari  berbagai disiplin ilmu agama. Salah satu guru utama beliau adalah Syaikh Abu Zakariya Yahya al-Waza’iy yang pernah memprediksikan beliau menjadi orang besar di kemudian hari. Dalam kehidupan sehari-hari beliau dikenal dengan ulama yang memiliki sifat sabar, selalu melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, baik dalam pergaulan dan sifat-sifat kepujian lainnya.
         
Di antara para guru beliau lainnya: Syaikh Taqyuddin Muhammad Ibn Ahmad al-Fasiy, Syaikh Abu al-Fath Ibn Abi Bakar al-Qurasyiy, Syaikh Abdullah al-Abdusiy, Syaikh Muhammad Ibn Marzuq dan Syaikh al-Hawariy. Di antara murid beliau: Imam al-Sanusiy, Syaikh Ali al-Talutiy, Syaikh Ahmad Zarruq dan lain-lain.

Syekh al-Hasan ad-Daimaniy at-Tijani membuat nazham shalawat kamilah:
اللـهمّ صل بدوام وتَمامْ * وسلمنَّ بتـمام ودوام
على النبــي الذي به تنحلُّ * لِخلقك العـقد حيث حــلّوا
ينفرج الكرب به تقـضى لهم * بـه الْحـوائج وما قد نالهم
من الرغائب به حسن الِخـــتامْ * يُنالُ يستسقى بوجهه الغـــمام
أزكى صلاتك مع السـلامِ * وآلـه وصحبـه الكرام
Berikut adalah sanad Shalawat Nariyah yang kami temukan di website yayasanalmuafah.wordpress.com.
Adapun sanad yang muttashil, kepada Imam Ibrahim al-Taziy:
الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن الشيخ العلامة عبد الرزاق إمام خليل الجاوي اللاسمي عن الشيخ العلامة الأديب السيد محمد أمين الكتبي عن الشيخ محمد علي بن حسين بن ابراهيم المالكي عن عبد الله بن سالم البصري المكي عن المسند محمد بن سليمان الرداني عن أبي عثمان سعيد ابن إبراهيم قدوره بالجزائر عن سعيد المقري عن الولي الكامل أبي العباس أحمد بن حجي الوهراني عن شيخ الإسلام أبي إسحاق إبراهيم التازي .
منقول من كتاب:
ذخيرة المحتاج في الصلوات على صاحب اللواء والتاج
جمع وترتيب
الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي


[1] Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkar h. 179.
[2] Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat (Beirut: Dar al-Fikr 2004) h. 159.
[3] Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkar h. 179; Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat (Beirut: Dar al-Fikr 2004) h. 160.
[4] Syaikh Muhammad Haqqiy al-Naziliy, Khazinah al-Asrar Jaliyah al-Azkar h. 182.
[5] Syaikh Ahmad Baba al-Tanbaktiy, Nail al-Ibtihaj Bi Tathriz al-Dibaj vol. 1 (Cairo: Maktabah al-Tsaqafah al-Islamiyah 2004) h. 51.
[6] Syaikh Ibn Sha’ad al-Tilimsaniy, al-Najm al-Tsaqib Fi Ma Li Auliya Allah Min al-Mafahir Wa al-Manaqib, (al-Rabath: al-Hizanah al-Ammah) h.



Previous
Next Post »